Senin, September 03, 2007

PENTINGNYA "MEMBUAT MAMPU ANAK BUAH"

(dengan pendelegasian)

Ada seorang karyawan teman saya namanya Dikky, seorang sarjana. Ia masih muda, mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam menyelesaikan tugas-tugas di kantornya. Tugas rutin maupun insidentil dan pekerjaan yang dianggap berat dapat diselesaikannya dengan baik serta tepat waktu. Bahkan sering kali, sebelum deadline tiba, ia sudah dapat menyelesaikan pekerjaannya.

Pada tahun 2002 ia mendapat tugas belajar mengikuti program Master Business Administration (MBA) dan tahun 2003 dapat diselesaikannya dengan baik. Teman-temannya diperusahaan, terutama di bagian tempat saya dan teman saya itu bekerja, menganggap bahwa ia adalah calon pejabat teras dalam waktu dekat ini. Anggapan ini didasarkan atas kemampuannya selama ini yang tidak hanya mampu menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tetapi juga mampu melahirkan ide-ide yang cemerlang. Hal ini terbukti ketika ia mengikuti rapat-rapat periodik yang diadakan satu bulan sekali di bagian saya bekerja.

Direktur perusahaan yang membidangi bagian dimana saya dan teman saya bekerja kelihatannya menaruh perhatian terhadap kemampuan sahabat saya tersebut. Sekarang ia menduduki jabatan sebagai Kepala Seksi Analisa dan Evaluasi pada Bagian Pengembangan (Corporate Development) membawahi 2 sub seksi dengan staf 10 orang terdiri dari sarjana penuh 5 orang, sarjana muda 3 orang dan SLTA 2 orang. Satu jabatan yang cukup disegani banyak staf, karena selalu terlibat dengan angka, analisis dan pengembangan perusahaan di masa yang akan datang.

Pada pertengahan tahun 2004 salah satu kepala bagian di perusahan kami akan memasuki Masa Bebas Tugas (MBT). Semua staf menduga, bahwa yang bakal dipromosikan tiada lain adalah teman saya tersebut. Hampir semua staf di bagian saya bekerja telah memberikan ucapan selamat kepada sang calon tersebut.

Tetapi yang terjadi benar-benar diluar dugaan. Pada hari yang telah ditentukan keluarlah Surat Keputusan Direksi yang menetapkan bahwa yang menjadi Kepala Bagian adalah Kepala Seksi dari bagian lain. Sedangkan teman saya sang unggulan tetap saja menduduki pos lama sebagai Kepala Seksi Analisis dan Evaluasi pada Bagian Pengembangan.

Sang pengganti kelihatannya tidak merupakan orang penting, biasa-biasa saja. Pekerjaan di seksinya diselesaikan secara wajar-wajar saja tetapi tidak ngaret. Bahkan, dalam menyampaikan pendapat saat mengikuti rapat-rapat penting, ia selalu berkonsultasi dahulu dengan stafnya.

Pada acara serah terima jabatan, pimpinan perusahaan (CEO) menyampaikan sambutannya dibarengi beberapa nasihat berharga.

Ia mengatakan bahwa dalam bisnis yang semakin kompleks dan kompetitif sangat diperlukan suatu team work yang rapi dan tangguh dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. “Bukan berarti bahwa perusahaan tidak memerlukan tenaga-tenaga muda cemerlang atau bintang-bintang lapangan penuh motivasi dan inovasi. Itu sangat diperlukan, tetapi jangan lupa sekali lagi adalah team work,” begitu katanya.

“Sulit sekali bagi direksi mempromosikan saudara Dikky, karena apabila dipromosikan akan terjadi kemacetan pekerjaan pada Seksi Evaluasi dan Analisa. Pada hal kita tahu, bahwa sampai saat ini ada satu proyek besar yang sedang ditangani oleh Seksi Analisis dan Evaluasi.”

“Dari kajian dan evaluasi yang mendalam melihat bahwa saudara Dikky sangat begitu penting bagi seksinya, ia tidak sempat dan tidak perlu untuk menyiapkan kader penggantinya. Sebagai akibatnya, ia telah menghambat dirinya sendiri untuk meraih peluang kemajuan.”

“Untuk itulah mengapa direksi memilih saudara Badu untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Bagian baru, direksi merasa yakin tidak akan terjadi masalah, apalagi stagnasi pekerjaan di seksi yang ditinggalkannya, karena ia telah menyiapkan kader-kader penggantinya.”

“Untuk menjadi pimpinan yang baik, Saudara-saudara harus benar-benar berfikir dan bertindak sebagaimana layaknya seorang pimpinan (manajer). Apabila kita berbicara masalah makin banyaknya pekerjaan harus diartikan bahwa banyak pekerjaan di seksi, bagian atau departemen saudara harus diselesaikan dengan melibatkan semua staf yang terkait.”

“Tidak ada jalan lain kecuali dilakukan pendelegasian tugas dan wewenang kepada staf saudara, karena saudara-saudara tahu bahwa pendelegasian merupakan salah satu inti dari manejemen.”